·
Model dan Nilai dalam Promosi Kesehatan
Model-model Promosi kesehatan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik
bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah
aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk
menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan
didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep
mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Nilai adalah
keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan
mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang
dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan
landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi
kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan.
Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk
kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model
(HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model
Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta
Health Field Concept.
Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak
1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan
masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan
partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi
penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama
perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang
kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk
mengidentifikasi prioritas beberapa faktor penting yang berdampak
terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak
menentu (Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh
perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan
individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan
kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan
tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang
lebih luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari Model
Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns
terhadap gejala atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang
digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model
Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan
seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau
penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian
terhadap keuntungan dan kerugian.
Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived
threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir
bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika
ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived
vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang
dirasakan. Induidu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya
sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit
jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit
sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku
memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan
pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai
keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat
memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar
atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa,
kampanye, nasihat orang lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga
yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian
dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur,
jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis
(kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual
(pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan
remaja akan memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap
orang sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda
dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini.
Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan
Model keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan yang berkaitan
dengan dunia medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemerksaan dan
pencegahan dan imunisas. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam
imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi
percaya terhadap hal-hal berikut:
- Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)
- Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
- Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit
- Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini menunjukan kebalikannya
Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat
yang dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu
seperti merokok, diet, olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan
alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi. Promoai
kesehata dan pencegahan penyakt telah lebih ditekankan pada kontrol
resiko. Penelitian terjadinya gejala dan resfons terhadap gejala
menggambarkan secara lengkap bagaimana individu menginterpretasikan
keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Gambar tentang
kesakitan diterjemahkan.
Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan
Secara teoritis, terdapat enam kelemahan model keyakinan kesehat
- Model keyakinan kesehatan lebih didasarkan pada penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan darioada penelitiam akademis.
- Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa ansumsi yang dapat dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilhan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional. Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan kesehatan juga tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat pertimbangan tertentu.
- Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakian kesehatan. Kenyataan nya, orang dapat membuat banayak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan dengan kesehatan, tetapi masih memengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, seseorang dapat bergabung dengan kelompok olahraga karena kontrak sosial atau ketertarikan pada seseorang dalam kelompok tersebut. Keputusan yang diambil tidak ada kaitannya dengan kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi kesehatannya.
- Berkaan dngan ukuran dari komponen komponen model ini, banyak studi menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil yang bias dan prediksi yang tidak konsisten. Analisa model ini menenjukan bahwa prediktor dapat berubah sewaktu-waktu.
Transteoritical Model (TTM)
Definisi
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai
kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru
dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap
individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan
kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis
teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel,
yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan
hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan
penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya
terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses
perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau
percobaan.
- Tahapan percobaan
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap:
- Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).
- Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
- Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
- Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.
- Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
- Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.
- Proses perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:
- Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas.
- Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
- Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
- Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan
Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang
saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara
fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada
teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya.
Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk
bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari
berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat
bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
- Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.
- Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
- Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas
ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam
promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu
penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
Model Transaksional Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh
yang terganggu karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan
karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang
memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi,
perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom
premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan
bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan
internal atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan
membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan
keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an,
stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor.
Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat
membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode
menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau
menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan
Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi stres.
Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan
pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan
memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus
pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa
dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak
terkendali.
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu
kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres.
Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan
lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor
eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang
streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya
sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas
potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian
seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif,
terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi
stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang
dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian sumber daya
masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa yang
dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984). Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat tabel dibawah.
Konsep
Devinisi
Penilaian Primer (Primary Appraisal)
Evaluasi makna dari suatu stresor atau peristiwa mengancam.
Penilaian Sekunder (secondary Appraisal)
Evaluasi pengendalian dari stresor dan sumber daya untuk menghadapinya.
Upaya Koping
Strategi realisasi digunakan untuk menengahi penilaian primer dan sekunder.
Manajemen Masalah
Masalah diarahkan untuk mengubah situasi stres.
Regulasi Emosi
Peraturan bertujuan mengubah cara berfikir dalam menghadapi situasi stres.
Meaning-based Koping
Koping mendorong mosi positif yang pada gilirannya menopang proses
koping dengan memungkinkan pemerangan masalah atau emosi berfokus
koping.
Outcomes of Koping
Emosional kesejahteraan, status fungsional, perilaku kesehatan.
Penempatan tpe joping yang sesuai (Dispositional koping styles)
Menggeneralisasi cara berperilaku yang dapat memengaruhi reaksi
seseorang secara emosional atau menghadapi stresor; relatif stabil
sepanjang waktu dan situasi.
Optimisme
Kecenderungan untuk memiliki harapan umum positif bagi hasil.
Information Seeking
Mencari gaya yang waspada (pemantauan) dibandingkan dengan mereka yang melibatkan penghindaran (menumpilkan)
Kunci konstruksi Model Transaksi stres dan Koping (Glanz,dkk,2002).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan
kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra
visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan
kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik
mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari.
Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif,
dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan adalah
relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah teknik yang
digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan meningkatkan
keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan
antibodi menghancurkan sel tumor.
Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping
Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat
menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi
stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang
mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional.
Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus koping, emosi yang
berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan sebab
penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup
(Glanz,dkk,2002).
Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana
teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan
dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan
banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan
perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf,
kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik
perilaku, artinya cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan
seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Konsep penting
dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan
sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma
subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari
perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya
konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).
Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan
telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan,
seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan
narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan
penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat
kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga
digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan
kerja K3), seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara,
ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.
Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya
berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri,
terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau memengaruhi kehendak
atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun demikian,
kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan
dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang dapat membuat
pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini
berarti keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak
dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat di gambar.
0 komentar:
Posting Komentar