Transtheoretical Model


Transtheoretical Model
Suatu model yang teoritis tentang perilaku ubah, yang telah (menjadi) basis untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan. Transtheoretical Model ( Prochaska & Diclemente, 1983; Prochaska, DiClemente, & Norcross, 1992; Prochaska & Velicer, 1997) adalah suatu model yang integratif tentang perubahan perilaku. Kunci membangun dari teori lainnya terintegrasi. Model menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi suatu perilaku masalah atau memperoleh suatu perilaku yang positif. Pengaturan yang pusat membangun dari model adalah Langkah-langkah perubahan. Model juga meliputi satu rangkaian variabel yang mandiri, proses merubah perilaku, dan satu rangkaian hasil mengukur, termasuk Decisional Balance dan timbangan Temptation. Processes from Change adalah sepuluh aktivitas perilaku dan teori yang memudahkan perubahan. Model ini akan diuraikan di detil yang lebih besar di bawah.
2.2    Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action [bagi/kepada] suatu langkah yang lebih awal. Bagaimanapun, orang-orang dapat mundur dari langkah apapun pada suatu langkah yang lebih awal. Berita yang tidak baik adalah itu berbuat tidak baik lagi menuju ke sebagai aturan ketika tindakan dikira kebanyakan permasalahan perilaku kesehatan. Berita gembira adalah itu untuk merokok dan latihan hanya sekitar 15% dari orang-orang mundu di semua jalan langkah Precontemplation. Mayoritas yang luas mundur ke Preparation atau Contemplating.
1. Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan. Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Untuk individu seperti ini program promosi kesehatan tradisional sering tidak dirancang sesuai dengan keputusan mereka.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui proses :
  1. Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
  2. Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
  3. Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
2. Contemplation / Perenuangan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap contemplation ke preparation melalui proses :
Self-reevaluation    : penilaian kembali pada diri sendiri
3. Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
Pada tahap preparation ke action melalui proses : self liberation
4. Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru.
Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
  1. Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa punishment juga.
  2. Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang lain untuk mengubah perilaku.
  3. Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
  4. Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah perilaku.
5. Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun meliputi yang pro dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau Self-efficacy, dan perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari aspek/pengarah ini pada model disajikan di tempat lain ( Velicer, Prochaska, Rossi, & Diclemente, 1996).
Decisional Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis dari pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup empat kategori dari pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan orang lain dan diri untuk yang lain dan diri sendiri). Empat kategori dari memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai penolong/musik ke penolakan dan yang lain dan diri dari yang lain dan diri. Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan contra, ditemukan ( Velicer, DiClemente, Prochaska, & Brandenberg, 1985). Dalam suatu merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et al. 1994), sebanyak ini; sekian struktur yang lebih sederhana telah selalu ditemukan.
Self-Efficacy membangun menghadirkan keyakinan situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka. Situational Temptation Measure ( Diclemente, 1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah situasi yang sulit. Itu ada di efek, sebaliknya dari kemajuan diri dan yang sama satuan materi dapat digunakan untuk kedua-duanya ukuran, menggunakan format tanggapan yang berbeda. Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang satu rangkaian situasi yang sulit.
Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai yang sama struktur ( Velicer et al., 1990). Di riset mereka secara khas temukan tiga faktor yang mencerminkan paling umum jenis mencoba situasi: hal negatif mempengaruhi atau kesusahan emosional, situasi sosial yang positif, dan permohonan. Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Health Belief Model


Promosi Kesehatan "Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)"

Teori Perubahan Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerap-kan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.

 Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan
Konsep :
Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya
Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:
a) Ancaman
• Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit)
• Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya
b) Harapan
• Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan
• Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu

c) Pencetus tindakan:
• Media
• Pengaruh orang lain
• Hal-hal yang mengingatkan (reminders)
d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa)
e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
• Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
• Menganggap serius masalah
• yakin terhadap efektivitas pengobatan
• tidak mahal
• menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Kelemahan :
• Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
• Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku
Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979) :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat mengalami diare setiap saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan perilaku yang buruk terhadap kesehatan, seperti cakupan jamban yang rendah serta sumber air bersih yang dikonsumsi berpotensi tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya. Sumber air yang digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2. Menganggap masalah ini serius
Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian. Terutama akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no 2 di Indonesia.
3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan
Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.
4. Tidak mahal
Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk dimasyarakat. Jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku.

 Thranstheoretical Model
Model trnasteoretik (atau "Model Bertahap", "Stages of Change"), sesuai namanya , mencoba menerangkan serta mengukur perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Proschaska dan kawan-kawan (1979) mula-mula bermaksud menjelaskan proses apa yang terjadi bila peminum alkohol berhenti minum alkohol, dan juga terhadap proses dalam berhenti merokok. Penelitian ini mengidentifikasikan 4 tahap independen: prekontemplasi, kontemplasi, aksi, dan pemeliharaan. "Prekontemplasi" mengacu pada tahap bila seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali , orang itu belum bermaksud mengubah suatu perilaku. Dalam tahap "kontemplasi", seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk melakukannya. Tahap "aksi" mengacu kepada keadaan bila orang telah melakukan perubahan perilaku, sedangkan "pemeliharaan" merupakan pengentalan jangka panjang dari perubahan yang telah terjadi. Dalam tahap "aksi" maupun "pemeliharaan", "kekambuhan" dapat terjadi, yaitu individu kembali pada pola perilaku sebelum "aksi"
Model transteori sejalan dengan teori-teori rasional atau teori-teori pembuatan keputusan dan teori ekonomi yang lain, terutama dalam mendasarkan diri pada proses-proses kognitif untuk menjelaskan perubahan perilaku.
Konsep :
Mengukur perilaku kesehatan dengan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu
Prochaska (1979)
• Prakontemplasi : belum berpikir perilaku sama sekali, belum bermaksud mengubah perilaku
• Kontemplasi : memikirkan perilaku tapi belum siap melakukan
• Aksi : melakukan perubahan perilaku
• Pemeliharaan : pengentalan jangka panjang dari perubahan yang terjadi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Model dan Nilai dalam Promosi kesehatan


 ·
Model dan Nilai dalam Promosi Kesehatan
 Model-model Promosi kesehatan
            Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
                Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi  prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
                Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu keyakinan kesehatan dan perilaku kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih luas. Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari  Model Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap gejala atau diagnosis penyakit.
                Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.
                Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
              Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
              Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini.
Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan
Model keyakinan kesehatah adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemerksaan dan pencegahan dan imunisas. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut:
  1. Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)
  2. Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
  3. Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit
  4. Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini menunjukan kebalikannya
Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi. Promoai kesehata dan pencegahan penyakt telah lebih ditekankan pada kontrol resiko. Penelitian terjadinya gejala dan resfons terhadap gejala menggambarkan secara lengkap bagaimana individu menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Gambar tentang kesakitan diterjemahkan.


Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan
Secara teoritis, terdapat enam kelemahan model keyakinan kesehat
  1. Model keyakinan kesehatan lebih didasarkan pada penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan darioada penelitiam akademis.
  2. Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa ansumsi yang dapat dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilhan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional. Selain rasionalnya diragukan, model keyakinan kesehatan juga tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat pertimbangan tertentu.
  3.  Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakian kesehatan. Kenyataan nya, orang dapat membuat banayak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan dengan kesehatan, tetapi masih memengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, seseorang dapat bergabung dengan kelompok olahraga karena kontrak sosial atau ketertarikan pada seseorang dalam kelompok tersebut. Keputusan yang diambil tidak ada kaitannya dengan kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi kesehatannya.
  4. Berkaan dngan ukuran dari komponen komponen model ini, banyak studi menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit dibandingkan dan dapat menyebabkan hasil yang bias dan prediksi yang tidak konsisten. Analisa model ini menenjukan bahwa prediktor dapat berubah sewaktu-waktu.

Transteoritical Model (TTM)
Definisi
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan.
  1. Tahapan percobaan
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap:
  1. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan betikutnya).
  2. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang
  3. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
  4. Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.
  5. Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
  6. Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.
  7. Proses  perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap:
  1. Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplas.
  2. Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
  3. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
  4. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan
Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta.  Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
  1. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.
  2. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
  3. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
Model Transaksional Stres dan Koping
       Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
          Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.
          Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel dibawah.
Konsep
Devinisi
Penilaian Primer (Primary Appraisal)
Evaluasi makna dari suatu stresor atau peristiwa mengancam.
Penilaian Sekunder (secondary Appraisal)
Evaluasi pengendalian dari stresor dan sumber daya untuk menghadapinya.
Upaya Koping
Strategi realisasi digunakan untuk menengahi penilaian primer dan sekunder.
Manajemen Masalah
Masalah diarahkan untuk mengubah situasi stres.
Regulasi Emosi
Peraturan bertujuan mengubah cara berfikir dalam menghadapi situasi stres.
Meaning-based Koping
Koping mendorong mosi positif yang pada gilirannya menopang proses koping dengan memungkinkan pemerangan masalah atau emosi berfokus koping.
Outcomes of Koping
Emosional kesejahteraan, status fungsional, perilaku kesehatan.
Penempatan tpe joping yang sesuai (Dispositional koping styles)
Menggeneralisasi cara berperilaku yang dapat memengaruhi reaksi seseorang secara emosional atau menghadapi stresor; relatif stabil sepanjang waktu dan situasi.
Optimisme
Kecenderungan untuk memiliki harapan umum positif bagi hasil.
Information Seeking
Mencari gaya yang waspada (pemantauan) dibandingkan dengan mereka yang melibatkan penghindaran (menumpilkan)
Kunci konstruksi Model Transaksi stres dan Koping (Glanz,dkk,2002).
         Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari. Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan antibodi menghancurkan sel tumor.
Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping
        Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002).
Theory of Reasoned Action (TRA)
          TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).
Aplikasi TRA
          TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti  tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.
Kelemahan TRA
          Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau memengaruhi kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di gambar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS